Rabu, 18 Mei 2011

Menyerang perumahan warga

Delapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar ditangkap Satreskrim Polsek Rappocini, Senin (16/5) malam. Mereka diringkus setelah menyerang perumahan warga di Jalan Hertasning Timur. Dari tangan mahasiswa, polisi menyita satu senjata api rakitan dan empat butir peluru senapan laras panjang, SS2. Polisi juga menyita beberapa busur dan anak panah. Penangkapan dilakukan setelah polisi mendapatkan laporan warga yang rumahnya menjadi sasaran amukan mahasiswa tersebut.

Kapolsek Rappocini AKP Herman mengatakan, delapan mahasiswa yang tinggal di salah satu rumah kos Jalan Tamalate VIII, diamankan karena merusak tiga rumah warga.“ Ketika dirazia, ternyata mereka menyimpan senjata rakitan beserta peluru yang digunakan menakut-nakuti warga,”ungkapnya kepada media, kemarin.

Delapan mahasiswa yang ditangkap tersebut, yakni Nurhamulla dan Nurhadi Rawan, mahasiswa UNM; Junaidi, mahasiswa STIMIK Dipanegara; Kasman,Rajab,dan Apriaman, mahasiswa Unismuh; serta Muhammad Nur dan Yamzir, mahasiswa Universitas Hasanuddin.

Dari penyelidikan polisi, motif penyerangan tersebut karena persoalan asmara. Salah seorang warga Jalan Hertasning Timur,Alli,memadu kasih dengan adik salah seorang mahasiswa, Nirwana. Saat putus, Alli menyebut Nirwana sebagai pelacur. “Selama ini,ketika saya dan dia (Alli) pacaran,dia memang sering memukuli saya.

Ketika mengetahui putus dan memaki saya begitu, adik saya (Nirham) memanggil temannya dan menyerang ke Jalan Hertasning Timur,” ungkap Nirwana,kemarin. Akibat penyerangan tersebut, selain merusak rumah, seorang mahasiswa, Apriaman, babak belur dihajar massa setelah kedapatan warga bersembunyi di atas plafon rumah.Dia menjadi bulan-bulanan warga yang tidak terima rumahnya menjadi sasaran perusakan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus penyerangan tersebut. Mereka, yaitu Kasman, Rajab, dan Apriaman. Kasman mengaku membuat senjata rakitannya sendiri untuk menakut-nakuti orang dan mendapatkan amunisi dari teman kampusnya di UNM. Dari pantauan media, mahasiswa yang ditangkap dibesuk puluhan rekannya, kemarin.

Tingkah laku mahasiswa yang terkesan seenaknya di kantor Polsek,mengundang ketidaksenangan di kalangan anggota polisi.”Kok mahasiswa begitu ya, masuk seenaknya tanpa ada rasa penghormatan,” ujar seorang anggota Polsek Rappocini yang enggan disebutkan namanya. Aksi kekerasan mahasiswa di Makassar dalam beberapa pekan terakhir kerap terjadi.

Di Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) misalnya,dalam dua pekan terakhir, mahasiswa Fakultas Teknik tawuran dengan mahasiswa yang tergabung dalam UKM Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala).Aksi saling serang dengan menggunakan senjata tajam dan rakitan, menjadi pemandangan sehari- hari. Tawuran ini akhirnya menimbulkan korban di kalangan Mapala UMI.

Seorang anggotanya, Muhammad Nuh,terpaksa harus menjalani perawatan medis setelah ditembak orang tidak dikenal di Jalan Abd Dg Sirua. Proyektil peluru masih bersarang di pundak korban setelah tim dokter memutuskan tidak melakukan operasi.
Polisi juga telah mengamankan tujuh mahasiswa beserta barang bukti berupa puluhan senjata tajam dan senjata api rakitan.

Tangkapan polisi ini diperoleh dari dua lokasi berbeda, yakni di Jalan Tamamuang, Sukaria,dan Tallo. Sementara itu, Pembantu Rektor 1 UNM Prof Sofyan Salam ketika dihubungi, mengaku akan memberikan sanksi tegas kepada mahasiswanya yang terjaring razia polisi.“Mereka akan diberi sanksi tegas dan akan menjalani sidang kode etik kemahasiswaan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,”tandasnya. Demikian catatan online mivelz yang berjudul Menyerang perumahan warga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Copyright © 2012 mivelz All rights reserved